Jumat, 26 Desember 2008

Patogenesis Cacing Tambang

Cacing tambang memiliki alat pengait seperti gunting yang membantu melekatkan dirinya pada mukosa dan submukosa jaringan intestinal. Setelah terjadi pelekatan, otot esofagus cacing menyebabkan tekanan negatif yang menyedot gumpalan jaringan intestinal ke dalam kapsul bukal cacing. Akibat kaitan ini terjadi ruptur kapiler dan arteriol yang menyebabkan perdarahan. Pelepasan enzim hidrolitik oleh cacing tambang akan memperberat kerusakan pembuluh darah. Hal itu ditambah lagi dengan sekresi berbagai antikoagulan termasuk diantaranya inhibitor faktor VIIa (tissue inhibitory factor). Cacing ini kemudian mencerna sebagian darah yang dihisapnya dengan bantuan enzim hemoglobinase, sedangkan sebagian lagi dari darah tersebut akan keluar melalui saluran cerna.[1] Masa inkubasi mulai dari bentuk dewasa pada usus sampai dengan timbulnya gejala klinis seperti nyeri perut, berkisar antara 1-3 bulan. Untuk meyebabkan anemia diperlukan kurang lebih 500 cacing dewasa. Pada infeksi yang berat dapat terjadi kehilangan darah sampai 200 ml/hari, meskipun pada umumnya didapatkan perdarahan intestinal kronik yang terjadi perlahan-lahan.[2] Terjadinya anemia defisiensi besi pada infeksi cacing tambang tergantung pada status besi tubuh dan gizi pejamu, beratnya infeksi (jumlah cacing dalam usus penderita), serta spesies cacing tambang dalam usus. Infeksi A. duodenale menyebabkan perdarahan yang lebih banyak dibandingkan N. americanus.[3]
Gejala klinis nekatoriasis dan ankilostomosis ditimbulkan oleh adanya larva maupun cacing dewasa. Apabila larva menembus kulit dalam jumlah banyak, akan menimbulkan rasa gatal-gatal dan kemungkinan terjadi infeksi sekunder. Gejala klinik yang disebabkan oleh cacing tambang dewasa dapat berupa nekrosis jaringan usus, gangguan gizi dan gangguan darah.[4]

Pustaka :
[1] Keshavarz R. Hookworm infection. 2000. Available from: http://www. eMedicine.com. Downloaded in June 23, 2005
[2] Weiss EL. Hookworm. 2001. Available from:http://www.eMedicine.com. Downloaded in June 23, 2005
[3] Keshavarz R. Hookworm infection. 2000. Available from: http://www. eMedicine.com. Downloaded in June 23, 2005
[4] Onggowaluyo, J. S. Parasitologi Medik 1 Helmintologi, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2001

Kamis, 25 Desember 2008

Profil teknisi laboratorium kesehatan


Kenalin...aku Farida, lulusan AAK UNIMUS 2008.
Saya sekarang merasa bangga menjadi seorang teknisi laboratorium kesehatan. Ternyata profesi ini sangat menyenangkan... Setelah wisuda dari Akademi Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang pada bulan Nopember 2008, tidak sampai sebulan saya sudah diterima bekerja di RS PKU Muhammadiyah Temanggung. Alhamdulillah......

Larva filariform cacing tambang


Gambar disamping adalah larva filariform cacing tambang. Stadium larva jenis ini dapat dapat dibedakan sepintas dari bentuk tubuhnya yang relatif langsing dibandingkan larva rhabditiform. Organ pencernaan sudah tampak terbentuk sempurna. Pada bagian ekor, apabila diamati secara mikroskopis dengan perbesaran kuat tampak runcing. Pada bagian mulut apabila diamati dengan perbesaran yang cukup dapat digunakan untuk membedakan spesies dengan memperhatikan jumlah gigi ataupun lempeng pemotongnya. Larva filariform ini memiliki sifat infektif karena mampu menembus kulit kaki manusia. Kejadian infeksi pada manusia sebagian besar melalui infiltrasi larva ini melalui pori-pori kulit kaki manusia.

Selasa, 23 Desember 2008

Telur cacing tambang

Dibawah ini adalah telur cacing tambang. Telur yang tampak berikut merupakan telur dari tinja segar yang dibuat sediaan cara langsung. Pada tinja segar, telur tampak memiliki 4 - 8 buah sel telur. Dinding telur ini hanya terdiri dari bahan hialin satu lapis sehingga tampak transparan. Bentuk oval dengan lekukan dinding telur yang halus merupakan ciri khas tersendiri bagi telur ini. Pada stadium telur, cacing tambang belum dapat diidentifikasi baik spesies maupun genusnya secara mikroskopis.

AMOEBA


SALAM........

Bagi para pembaca, kami hadir untuk berkolaborasi dengan anda. Khusus bagi para teknisi laboratorium kesehatan, kami undang anda untuk ikut aktif berinteraksi dengan menyampaikan pengalaman lapangan agar menjadi pembelajaran bagi rekan seprofesi.

Bagi para peneliti bidang laboratorium, dipersilahkan mengirimkan hasil penelitiannya berbentuk artikel ilmiah kepada kami dengan alamat email : d_sumanto@plasa.com atau didik_suma@yahoo.com atau suma.didik@gmail.com

Mari saling berbagi............